keadaan arab sebelum islam
Kota
Madinah sebelum datangnya islam bernama Yatsrib. sebutan Madinah dikenal
setelah masuknya Islam ke kota ini. Madinah juga dikenal
dengan Madinatun Nabi (Masjid Nabi) atau al-Madinah
al-Munawwarah (Kota yang Bercahaya) keadaan kota ini terletak di
lembah yang subur yang berada pada jarak kurang 300 km sebelah utara kota
mekah. Keadaan social masyarakat Yatsrib sebelum kedatangan Nabi Muhammad Saw. memiliki
beberapa kemiripan dengan keadaan di Makkah. Suku-suku dan kelompok masyarakat
yang tinggal di sana berperang satu sama lain. Tidak ada suatu model
pemerintahan yang mengatur kehidupan masyarakatnya, seperti halnya kerajaan.
Kekuasaan berada di tangan suku-suku atau kelompok tertentu secara bergantian.
Bergantung kepada siapa yang paling kuat diantara mereka.
Keadaan
yang sedikit membedakan antara Makkah dengan Yastrib adalah situasi alam dan
watak penduduknya. Madinah merupakan kota pertanian yang subur. yastrib
merupakan kota yang makmur dan subur dengan pertaniannya. Air yang tersedia di
kota ini mencukupi untuk membangun pertanian. Kota ini dikelilingi oleh gunung
berbatu. Di terdapat banyak lembah, atau yang paling terkenal dikenal dengan
nana Wadi. Para ahli hikayat menafsirkan bahwa suku yang pertama tinggal di
kota ini adalah suku amaliqoh yang mana suku ini membangun perkampungan dan
peradaban barulah setelah itu banyak para pengungsi-pengungsi dari golongan
yahudi yang akhirnya mengalakan suku amaliqoh dan berhasil menduduki kota itu.
Seperti
yang dijelaskan tadi bahwa setelah suku amaliqoh dikalahkan oleh orang yahudi
mak kota yastrib ini dikuasai oleh orang yahudi dimana suku yahudi itu bernama
bani Qaimuqoh, bani Nazir dan Bani Quraizoh, suku –suku ini sudah bisa
membangun sebuah peradaban dimana mereka sudah bisa membuat benteng-benteng
untuk berlindung dari serangan arab badui. Dapat kita ketahui bahwa kaum yahudi
ini lebih dahulu tinggal di kota ini jauh Sebelum munculnya suku Aus dan
Khazraj sebagai suku yang menonjol, yang berkuasa di Madinah adalah orang-orang
Yahudi.Orang-orang Yahudi tiba dan menetap di Madinah sejak mereka terusir
akibat adanya invasi (penyerangan) bangsa Romawi ke wilayah Syria
dan Mesir. Orang-orang Yahudi dari Bani Quraizhah dan Bani Nazhir datang ke
Madinah dan menetap di sana. Mereka menetap di Harrah Waqim, daerah bagian
timur Madinah, yang merupakan daerah paling subur. Kehidupan mereka lebih baik
dan bersatu. Mereka disebutkan sebagai
kelompok yang paling makmur dan berbudaya. Oleh karena itu, jelaslah bahwa
sebelum kedatangan orang-orang Arab, Madinah sepenuhnya dikuasai oleh
orang-orang Yahudi, baik secara ekonomi, politik, maupun intelektual. Sejarah
menyebutkan bahwa orang-orang Masehi (Kristen) di Syam (Siria) sangat membenci
orang-orang Yahudi.
Mereka
meyakini bahwa orang Yahudilah yang telah menyiksa dan menyalib Isa al-Masih.
Karena alasan yang demikian, mereka menyerbu Madinah untuk memerangi
orang-orangYahudi. Dalam penyerbuan tersebut, orang-orang Kristen meminta
bantuan suku Aus dan Khazraj. Suku Aus dan Khazraj, seperti halnya kaum Yahudi,
juga merupakan pendatang. Mereka berasal dari salah satu kabilah di Arab
Selatan. Suku Aus dan Khazraj berasal dari salah satu suku besar di Yaman,
yaitu Azd. Salah satu alas an mereka bermigrasi (berpindah) ke Madinah adalah
hancurnya bendungan Ma’rib, dan banjir al-‘Aram. Alasan yang lain adalah karena
sebab-sebab politik dan ekonomi, yaitu kedatangan bangsa Rowawi yang menguasai
wilayah di sekitar Laut Merah.
Suku
Aus dan Khazraj adalah dua di antara anggota Azd yang bermigrasi ke Madinah.
Mereka tinggal berdampingan dengan kaum Yahudi. Suku Aus tinggal di daerah
al-‘Awali (dataran tinggi) yang berdampingan dengan Bani Quraizhah dan Nazhir.
Sedangkan suku Khazraj menetap di dataran rendah, bertetangga dengan Bani
Qainuqa. Daerah tempat menetap suku Aus lebih subur dibandingkan daerah yang
ditempati oleh suku Khazraj. Keadaan ini ternyata telah menyebabkan terjadinya
konflik di antara mereka.Dalam beberapa kali peperangan, tidak sedikit jumlah
orang-orang Yahudi yang mati terbunuh. Dengan demikian kedudukan orang-orang
Yahudi sebagai kelompok yang berkuasa di Madinah dapat dijatuhkan.Sebaliknya
kabilah Aus dan Khazraj yang sebelumnya kebanyakan hanya sebagai buruh
posisinya semakin naik. Keadaan sosial pun semakin bergeser
sehingga menempatkan kedua suku tersebut pada tempat yang menonjol
dan berkuasa di Madinah.
Kaum
Yahudi sebagai pihak yang tersisihkan tidak tinggal diam. Mereka selalu
berusaha untuk membuat intrik (intrik) dan memecah belah kedua suku tersebut.
Provokasi (penghasutan) mereka nampaknya berhasil. Kaum Yahudi
senantiasa menyebarkan permusuhan dan kebencian di antara mereka,
sehingga terjadilah peperangan-peperangan yang tidak berkesudahan di antara
kedua suku tersebut. Dalam situasi seperti itu, orang-orang Yahudi memiliki
peluang untuk memperbesar perdagangan dan kekayaan mereka. Kekuasaan mereka
yang sudah hilang dapat mereka rebut kembali. Kelompok-kelompok yang menonjol
di Madinah sebelum kedatangan Nabi Muhammad Saw. dengan demikian
adalah suku Aus, Khazraj, dan kaum Yahudi. Di antara ketiganya telah terjadi
permusuhan yang menahun. Selama lebih dari satu abad, mereka dalam keadaan siap
tempur dan hidup dalam suasana perang yang tiada hentinya
Di
samping konflik yang disebabkan perebutan kekuasaan di antara kaum Yahudi
dengan suku Aus dan Khazraj di atas, konflikdi antara mereka
juga dilatarbelakangi oleh adanya perbedaan agama. Seperti halnya
masyarakat Makkah sebelum Islam, orang-orang Madinah dari suku Aus
dan Khazraj juga memeluk agama watsani (menyembah berhala).
Sementara itu orang-orang Yahudi sebagai Ahlul Kitab(penganut
al-Kitab) mempercayai keesaan Tuhan (monoteisme). Oleh karena itu, orang-orang
Yahudi sangat mencela suku Aus dan Khazraj yang dipandangnya sebagai
kaum kafir. Sama halnya dengan penganut agama watsanidi jazirah
Arabia, pada bulan tertentu, yaitu Dzulhijjah, mereka melakukan ziarahke kota
Makkah. Mereka melakukan peribadatan dan penyembahan berhala
yang ada di seputar Ka’bah. Ziarah ke kota Makkah biasanya dilakukan
secara berombongan, baik dari kalangan suku Aus maupun Khazraj. Akan tetapi
adanya hubungan sosial yang terjadi antara orang-orang Yahudi yang menetap di
Madinah dengan orang-orang Aus dan Khazraj, sedikit banyak telah
menyebabkan pemikiran keagamaan Yahudi dapat diketahui dan diserap
oleh mereka. Perkenalannya dengan agama Yahudi ini pulalah yang telah
melemahkan keyakinan watsaniahmereka. Pada saatnya kemudian, keadaan ini
menyebabkan mereka lebih mudah memahami ajaran keagamaan yang disampaikan oleh
Nabi Muhammad Saw. dibanding penduduk Makkah. Orang-orang Madinah dapat secara
langsung mengerti dan memahami ajaran-ajaran yang disampaikan Nabi
Muhammad, karena ajaran itu menyerupai ajaran-ajaran yang telah mereka dengar
dari orang-orang Yahudi. Di antara ajaran yang mereka dengar antara lain adalah
mengenai akandatangnya seorang Nabi baru. Karena itu, ketika mereka mendengar
berita tentang adanya seorang Nabi di Makkah, yaitu Nabi Muhammad, mereka
dengan cepat menanggapi dan mempercayainya. Dengan alasan itu pula,
kemudian mereka meminta Nabi Muhammad untuk pindah (hijrah) ke kota Madinah.
Pada tahun 620 M, beberapa orang dari suku Aus dan Khazraj pergi
ziarah ke Makkah, saat itu mereka mendapati Nabi Muhammad dan
ajarannya. Ketika berjumpa Nabi mereka berkata: “Demi Tuhan, inilah Nabi yang
dikatakan orang Yahudi itu, janganlah kita didahului mereka”. Pada saat itu
juga beberapa di antara mereka menyatakan keislamannya. Selanjutnya
mereka juga berkata: “Hai Rasulullah, kami berangkat dari Yatsrib
(Madinah) dengan meninggalkan kaum kami dalam perkelahian yang
dahsyat. Mudah-mudahan dengan perantaraanmu, Allah akan
mendamaikan kami, karena sesungguhnya engkau adalah yang terbaik”. Pada musim
ziarah tahun berikutnya (621 M), terjadi Baiah al‘Aqabah al-Ula
(Perjanjian ‘Aqabah Pertama). Dalam peristiwa itu ada 12 orang penduduk Madinah
yang menyatakan baiah(sumpah setia) kepada Nabi. Mereka berjanji
tidak akan mempersekutukan Allah.
SUKU BANI YATSRIB
Kota Yatsrib berpenduduk asli Suku Aus dan Suku Khazraj. Di
samping mereka, orang-orang Yahudi juga menentap di sana. Meski bermuamalah
dengan penduduk Suku Aus dan Khazraj, orang-orang Yahudi tidak bisa menutupi
sikap permusuhan mereka. Bahkan, orang-orang Yahudi ini menjanjikan bahwa akan
datang seorang nabi yang akan memimpin mereka memerangi Suku Aus dan Khazraj
sebagaimana memerangi kaum ‘Ad dan Tsamud.
Keyakinan akan datangnya nabi tersebut begitu melekat di penduduk Yatsrib. Hingga suatu ketika di musim haji Rasulullah saw. berdakwah dengan mendatangi kabilah-kabilah yang tengah melaksanakan haji di Baitullah. Rasulullah saw. berjumpa dengan rombongan dari Suku Khazraj. Beliau menawarkan Islam kepada mereka. Orang-orang Khazraj saling berkata kepada satu sama lain, “Ketahuilah, demi Allah, ini adalah Nabi yang pernah dijanjikan oleh orang-orang Yahudi kepada kalian. Maka, jangan sampai mereka mendahului kalian.”
Spontan orang-orang Suku Khazraj itu menerima ajakan Rasulullah saw. Mereka masuk Islam. Mereka kembali ke Yatsrib dan mengajak kaumnya masuk Islam sehingga tidak ada satu pun rumah-rumah Suku Khazraj dan Aus yang penghuninya tidak membicarakan tentang Rasulullah saw. dan agama Islam.
Keyakinan akan datangnya nabi tersebut begitu melekat di penduduk Yatsrib. Hingga suatu ketika di musim haji Rasulullah saw. berdakwah dengan mendatangi kabilah-kabilah yang tengah melaksanakan haji di Baitullah. Rasulullah saw. berjumpa dengan rombongan dari Suku Khazraj. Beliau menawarkan Islam kepada mereka. Orang-orang Khazraj saling berkata kepada satu sama lain, “Ketahuilah, demi Allah, ini adalah Nabi yang pernah dijanjikan oleh orang-orang Yahudi kepada kalian. Maka, jangan sampai mereka mendahului kalian.”
Spontan orang-orang Suku Khazraj itu menerima ajakan Rasulullah saw. Mereka masuk Islam. Mereka kembali ke Yatsrib dan mengajak kaumnya masuk Islam sehingga tidak ada satu pun rumah-rumah Suku Khazraj dan Aus yang penghuninya tidak membicarakan tentang Rasulullah saw. dan agama Islam.
Bani Nadir
Pemimpin Bani Nadir adalah Kaab bin Ashraf. Ia dan sukunya selalu sibuk menghasut dan membantu musuh Islam. Ia secara terbuka bertindak melawan perjanjian antara bangsa Yahudi dan kaum Muslim. Sebagai contoh, Kaab bin Ashraf pergi ke Makkah dengan sebuah tim delegasi yang terdiri dari empat puluh orang setelah Peperangan Uhud. Ia menghasut para pemimpin Quraizhah melawan kaum Muslim. Para penyembah berhala bertanya kepadanya, “Apakah agama kaum Muslim lebih baik daripada milik kami?” Walaupun Kaab bin Ashraf adalah dari masyarakat yang terpelajar. Ia berkata kepada penyembah berhala, “Agamamu lebih baik dibandingkan kaum Muslim”. An Nisa 51.
Pemimpin Bani Nadir adalah Kaab bin Ashraf. Ia dan sukunya selalu sibuk menghasut dan membantu musuh Islam. Ia secara terbuka bertindak melawan perjanjian antara bangsa Yahudi dan kaum Muslim. Sebagai contoh, Kaab bin Ashraf pergi ke Makkah dengan sebuah tim delegasi yang terdiri dari empat puluh orang setelah Peperangan Uhud. Ia menghasut para pemimpin Quraizhah melawan kaum Muslim. Para penyembah berhala bertanya kepadanya, “Apakah agama kaum Muslim lebih baik daripada milik kami?” Walaupun Kaab bin Ashraf adalah dari masyarakat yang terpelajar. Ia berkata kepada penyembah berhala, “Agamamu lebih baik dibandingkan kaum Muslim”. An Nisa 51.
Bani Quraizhah
Bani Quraizhah adalah suku Yahudi yang kaya dan kuat kuat lainnya yang menetap dekat Madinah dan dengan penuh keinginan menantikan Nabi Muhammad SAW. Mereka mengenal saatnya, tempat dan ciri-ciri Nabi dari Taurat. Mereka biasa membual kepada orang lain bahwa mereka akan menjadi yang pertama untuk mengikuti Nabi ini dan dengan dukungan beliau mereka akan mampu memukul jatuh semua musuh mereka. Ketika Nabi Muhammad SAW datang dengan petunjuk, mereka dengan santai menolaknya dan menentang Nabi SAW mati-matian. Al Baqarah 89.
Bani Quraizhah adalah suku Yahudi yang kaya dan kuat kuat lainnya yang menetap dekat Madinah dan dengan penuh keinginan menantikan Nabi Muhammad SAW. Mereka mengenal saatnya, tempat dan ciri-ciri Nabi dari Taurat. Mereka biasa membual kepada orang lain bahwa mereka akan menjadi yang pertama untuk mengikuti Nabi ini dan dengan dukungan beliau mereka akan mampu memukul jatuh semua musuh mereka. Ketika Nabi Muhammad SAW datang dengan petunjuk, mereka dengan santai menolaknya dan menentang Nabi SAW mati-matian. Al Baqarah 89.
Sebab utama yang menyebabkan kaum muslimin hijrah ke
Habasyah ialah tekanan dan
intimidasi luar biasa daripada pihak musyrikin Quraish.
Selain itu Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam juga khuatir kaum musyrikin Quraish akan
menggunakan kekuatan fizikal untuk memaksa
mereka yang telah masuk Islam agar meninggalkan agama
yang baru mereka peluk. Kelihatannya
inilah yang menjadi sebab utama hijrahnya sahabat-sahabat
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ke
negara Habasyah. Saat memberikan keterangan latar
belakang hijrahnya sahabat-sahabat
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, semua buku
rujukan sejarah Islam menyatakan hal yang
baru saja diungkap.
keadaan arab sebelum islam
Reviewed by SDN BENDO
on
07:13
Rating:
No comments